Namaku Ria Annisa Putri. Biasa aku dipanggil Ria. Aku dilahirkan dikota Lhokseumawe,Aceh Utara. Saat itu sih tanggal 13 juni 1992 aku bisa ngerasain udara di bumi. Mama yang tangguh dengan keringat dan rasa sakit tersenyum melihatku menangis karna nyawaku masi ada dengan lumuran darah dibadan mungilku dulu. Papa dan kakak abang ku pun menunggu persalinan dengan cemas dan tersenyum ketika semuanya baik baik saja. Aku sendiri tidak tau apa yang aku rasa saat itu. Aku terlahir di dunia ini saja belum sepenuuhnya yakin kalo ini Aku.
Aku dibalut dengan kain halus untuk melindungi badan ku yang mungil dan lucu. Aku masih tak tau dan tak perduli kalau aku adalah pendatang baru dikeluarga ku. Papa, Mama, Kakak dan Abang. Yah mereka empat orang yang paling aku cinta. Mereka hartaku sekarang.
Hari demi hari Mama serta Papa mengurusku, bukan hanya aku tapi juga mengurus Kakak dan Abangku yang masih kecil karna perbedaan umur antara aku dan kedua kakak ku itu sekitar 3-4 tahun. Mungkin mama dan papa sangat repot mengurus kita bertiga tapi mereka pasti juga bersyukur punya buah hati nan lucu seperti kami. Mama selalu setia mengurus ku. Menggantikan popok ku, menyusuhi ku, membuat sarapan serta makan siang dan malam untuk keluarga ini. Mama mengurus rumah tangga dengan penuh kerja keras. Papa yang terus mencari uang dengan keringat tetes demi tetes untuk membawa sekepal uang untuk kebahagian dan kelangsungan hidup keluarga ini.
Mama terima kasih atas kerja keras, kesabaran dan perlindungan mu. Aku mencintaimu setuulus hatiku sungguh aku dari dulu sampai sekarang belum bisa menunjukan kalo aku bener bener sayang pada mu. Apa kamu tau, ma. Air mataku sering mengalir ketika aku mengecewakan mu, aku mengingat mu, aku melihatmu sakit, air mataku selalu, ma. Tak ada maksud untuk membuatmu marah karna ulahku yang bandel. Ma, aku merasa orang yang paling hina ketika aku membuat air matamu membasahi wajahmu karena ulahku. Aku tak tahu setan apa yang masuk kebadan ku sehinggah ulahku dan ucapan ku menyakitimu. Sungguh aku tak tahu. Rasanya gengsi untuk mewujudkan sayang yang begitu besar padamu, aku tolol, aku sendiri gak pernah tau kenapa aku begitu. hati ku sering teriak ketika kamu selalu berkata, “ kamu gak sayang sama mama?” hati ku teriak setiap kamu mengatakan begitu ma :: aku mencintaimu, aku sayang tapi aku gak tau carra ngewujudin sayang dan cintaku. Aku sayang aku juga cinta. Aku Cuma bisa ngelakuin yang terbaik agar kamu bangga pada anak mu ini. Dari dulu dari waktu aku kecil dan duduk dibangku sekolah setiap apapun ujian apapun prestasi aku selalu tekat kan “INI UNTUK MU, MAH” Dengan iitu aku bisa semangat dengan itu aku bisa berprestasi hingga akhirnya aku selalu mendapat peringkat sampai SMA.
Papa terima kasih untuk mu,Pa. Keringat mu, senyum mu, kerja kerasmu, kasih sayang mu, kebaikan mu, aku tau ketiga anakmu kamu anggap sebagai harta karun yang paliing berarti buat mu. Aku tau kamu gak kalah kuatirnya seperti mama ketika salah satu anak mu terluka dan sakit. Aku tau kamu yang paling khawatir dan berusaha untuk keliahatan tidak panik ketika anak mu ini sakit atau apapun. Aku tau kamu selalu berusaha untuk kuat walau sebenarnya kamu tidak kuat,Pa. Aku sudah mengenal pribadimu pa ma. Aku mencintaimu. Papa selalu memarahi ku kalau aku keluar malam. Aku tau itu karna kekhawatiran beliau terlalu besar dan beliau beliau menganggap ku adalah sesuatu yang sangat luar biasa berharga. Dan saat itu yang aku lakukan hanya menangis dan membenci seseorang seperti papa. Papa yang selalu keras pada anak anaknya dalam hal pendidikan itu karna semua itu dilakuakn papa semata mata untuk memikirkan masa depanku. Tapi papa gak pernah nunjukin rasa kecewanya dan papa tetap tersenyum dan mendukung ku saat semua pilihan ku tidak sesuai dengan keinginan papa. Aku tau dibalik senyum dan dukungannya dia mennyimpan sedikit kecewa. Papa paling sering memberikan hadia ketika kami sebagai anaknya berprestasi, buat dia prestasi anak sangat berharga dan arus terbalaskan. Beliau pria yang baik dan tangguh.
Yang membuat ku sedih ketika aku tumbuh menjadi gadis dewasa dan aku memaksa untuk kuliah di kota dan pulau lain. Papa dan mama tetap menyuruh ku untuk disini berada di dekat mereka. Tapi dengan keras kepalanya aku, aku tetap ngotot untuk keluar kota dan akhirnya beribu pertimbangan pun mereka mengijinkan aku. Saat mama mengatakan,” kamu disini aja nak, mama sendiri! Kakak abang udah jauh masa kamu mau jauh juga. Temenin mama!” aku tak kuat tapi aku ingin seperti kakak abangku belajar mandiri dan punya tanggung jawab. Saat aku pergi papa mengatakan,” papa masih kangen sama kamu,nak! Jaga diri baik baik ya!” aku tak kuat, tapi aku arus pergi. Tapi aku berjanji pada diriku sendiri akan pulang dan membawa seribu keinginan mereka.
Papa ingin sekali menangis seperti mama dan memeluk ku erat erat saat aku akan pergi, tapi yang papa lakukan hanya menghapus sedikit air matanya dan menepuk pundakku berkata,” Jaga dirimu baik baik,sayang!” Papa melakukan itu agar aku KUAT untuk pergi dan menjadi dewasa. Papa yang berusaha bekerja keras mencari biaya untuk kiriman ku disini. Agar aku bisa hidup enak seperti aku dekat dengan mereka.
Dengan rambutmu yang telah dan semakin memutih, papa dan mama adalah sosok yang terlihat kuat. Bahksan papa adalah sosok yang kuat dan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis beliau arus terlihat tegas bahkan saat papa ingin memanjakan ku. Papa adalah orang yang pertama yang selalu yakin bahwa “AKU BISA” dalam segala hal.
Mama setiap hari kamu jalani hari demi hari dengan tidak pernah mengeluh dengan kelakuan anak mu ini yang begitu nakal, bahkan walau begitu kasih sayang beliau tetap ada dan tetap memberikan perhatiannya meskipun keringat, lelah dan sakit menggerogoti mama.
Mama yang telah mengandungku selama 9 bulan yang sudah menyusui ku selama 2 tahunan lebih, mama yang memberikan kasih sayang kepadaku sampai saat ini, tanpa lelah memperhatikan dan mengingatkan ku setiap waktu.
Mama Papa kasih sayang kalian tidak pernah putus, ingin ku cium kening kalian dan bersujud di kaki kalian, memohon ampun ku, memohon ridho mu, karena ridhomu adalah ridonya ALLAH. Aku harap kalian selalu dalam lindungan Allah,dan diberi umur yang panjang agar mampu melihat anakmu ini menjadi seseorang yang hebat dan shaleh seperti yang kalian harapkan.
always love my perents
until i am die.
No comments:
Post a Comment