Popular Posts

Friday, June 29, 2012

 catatan harian Wahib tertanggal 9 Oktober 1969, beliau menulis:
Aku bukan nasionalis, bukan Katolik, bukan sosialis. Aku bukan Buddha, bukan Protestan, bukan westernis. Aku bukan komunis. Aku bukan humanis. Aku adalah semuanya itu. Mudah-mudahan inilah yang disebut Muslim. Aku ingin bahwa orang memandang dan menilai aku sebagai suatu kemutlakan tanpa menghubung-hubungkan dari kelompok mana aku termasuk, serta dari aliran apa aku berangkat. Memahami manusia sebagai manusia.
Lalu, tanggal 1 Desember 1969, beliau kembali mencatat:
Aku bukan Hatta, bukan Soekarno, bukan Syahrir, bukan Marx, dan bukan pula yang lain-lain. Bahkan aku bukan Wahib. Aku adalah me-Wahib. Aku mencari dan terus mencari, menuju dan menjadi Wahib. Ya, aku bukan aku. Aku adalah meng-aku, yang terus menerus berproses menjadi aku. Aku adalah aku pada saat sakratul maut.

No comments:

Post a Comment